Padahal, bayangan tersebut tidak selamanya benar. Teknologi nuklir dapat diterapkan untuk berbagai kegiatan positif. Jika diterapkan dengan benar, teknologi nuklir juga aman dari resiko yang membahayakan. Untuk itulah perlu sosialisasi teknologi nuklir pada masyarakat terutama generasi muda dan anak-anak.
Demi langkah tersebut, Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) mendirikan fasilitas peraga dan edukasi yakni anjungan “Zona Nuklir” di Taman Pintar Yogyakarta. Wahana ini resmi dibuka oleh Kepala BATAN Hudi Hastowo dan Walikota Yogyakarta Herry Zudianto, Sabtu, 15 Oktober 2011 lalu. “Dengan pembukaan anjungan Zona Nuklir di Taman Pintar ini, BATAN memiliki harapan untuk memberi persepsi yang benar tentang teknologi nuklir,” ujar Hudi.
Menurutnya, banyak orang menganggap teknologi nuklir merupakan teknologi baru di Indonesia. Padahal teknologi nuklir di tanah air telah dirintis sejak 1964 ketika Presiden Soekarno meresmikan Pusat Reaktor Atom Bandung.
Teknologi nuklir pun terus berkembang pesat, termasuk dengan dukungan Yogyakarta. Antara lain karena keberadaan ahli nuklir dari Fakultas MIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) yakni Prof. Ahmad Baiquni. Juga berdirinya BATAN di Yogyakarta serta adanya sekolah tinggi dan universitas yang menyediakan studi tentang nuklir di kota pelajar ini.
Untuk itu, tidak mengherankan wahana belajar Zona Nuklir juga dibuat di Taman Pintar Yogya. Fasilitas edukasi ini akan melengkapi sarana belajar tentang nuklir terutama untuk anak-anak. Apalagi, sebut Hudi, Taman Pintar telah menjadi ikon wahana belajar yang menasional bahkan mampu mematok satu juta pengunjung dalam satu tahun. Hal ini jelas sangat membantu dalam sosialisasi teknologi nuklir. “Yogyakarta punya peran penting dalam pengembangan teknologi nuklir,” ujar Hudi yang juga lahir di Yogya.

Ketua Batan Hudi Hastowo dan Walikota Yogya Herry Zudianto
Ia mencontohkan, BATAN telah menghasilkan 16 jenis benih padi unggul, kedelai, dan sorgum dengan teknik mutasi radiasi, Selain itu, radiasi juga dikembangkan sebagai pengawet makanan. “kami mengujicoba rendang yang tahan selama satu tahun tanpa pengawet,’ katanya.
Walikota Yogyakarta sekaligus penggagas Taman Pintar, Herry Zudianto menyambut positif bantuan BATAN ini. “Zona Nuklir ini dapat memberi pemahaman apa itu nuklir sejak dini. Sehingga kita bisa mengikuti heboh teknologi nuklir ini secara substantif. Bukan asal heboh tapi sebenarnya tidak tahu apa-apa,” katanya.
Anjungan Zona Nuklir memang dirancang untuk menunjang proses pembelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir dengan mudah dan ditampilkan secara interaktif dan menarik. Wahana ini terbagi tiga bagian. Pertama, Ruang Diorama Pengukuran Aktivitas Radiasi. Informasi mengenai karakter atau sifat sumber radiasi serta proteksi dapat diketahui di bagian ini. Melalui media simulasi, bagian ini sangat menarik, salah satunya pengunjung dapat “berpura-pura” menjadi petugas yang mendeteksi dan mengamankan daerah yang terkena radiasi nuklir.
Bagian kedua adalah Fasilitas ICT yang menerangkan hal ihwal iptek nuklir. Mulai dari proses pengembangan teknologi nuklir, pusat-pusat penelitannya di tanah air, hingga penerapannya.
Dengan alat peraga yang menarik dan ramah digunakan, pengunjung dapat belajar secara mandiri dan menyenangkan.
Bagian ketiga, masih ada bagian Simulator Reaktor Nuklir. Peraga ini memaparkan prinsip dan cara kerja reaktor nuklir, mulai dari reaksi nuklir yang terjadi di dalam reaktor hingga mampu menghasilkan suatu listrik.
Selain peresmian dan pembukaan Zona Nuklir di Taman Pintar, tim pusat diseminasi iptek nuklir (PDIN) BATAN menggelar diskusi interaktif dan lomba edukasi.
Acara ini melibatkan 120 siswa dan guru dari sejumlah SMP dan SMA di Yogyakarta yang mengikuti kegiatan dengan antusias.
No comments:
Post a Comment